Hubungan Kecemasan Mengerjakan Tugas dengan Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Tahun 2019
Abstract
ABSTRAK
Latar Belakang : Regulasi diri dalam belajar mempunyai peranan penting dalam suatu proses pembelajaran karena di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam belajar. self-regulated learning pada mahasiswa dapat digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan berpartisipasi baik itu secara metakognisi, motivasional, maupun perilaku dalam proses belajar. Sistem pendidikan kedokteran saat ini diduga memiliki efek negatif terhadap kesehatan jiwa mahasiswa kedokteran. Hal ini menyebabkan tingginya frekuensi kecemasan pada mahasiswa kedokteran. Kecemasan merupakan respon pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Faktor paling banyak adalah keharusan mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah yang diberikan dosen dalam batas waktu tertentu untuk mengumpulkannya. pengaturan diri dalam belajar merupakan strategi belajar yang sangat penting untuk diterapkan dalam proses belajar mahasiswa, sehingga dapat menekan timbulnya kecemasan saat mengerjakan tugas dapat.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan kecemasan mengerjakan tugas dengan regulasi diri dalam belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian ini sebanyak 123 mahasiswa kedokteran Universitas Malahayati. angkatan 2018.
Hasil Penelitian : Sebagian besar kecemasan mengerjakan tugas pada mahasiswa adalah kelompok sedang sebanyak 56 mahasiswa (45,5) nilai median 69.008, standar deviation 18.570, nilai minimum 36, dan nilai maksimum 108. Sebagian besar regulasi diri adalah kelompok sedang sebanyak 67 mahasiswa (54,5%). Didapatkan nilai median 102.16, standar deviation 16.750 , nilai minimum 54, dan nilai maksimum 131. terdapat hubungan bermakna antara kecemasan mengerjakan tugas dengan regulasi diri dalam belajar (p-value=0.000).
Kesimpulan : Bahwa semakin tinggi kecemasan mengerjakan tugas maka semakin rendah regulasi diri dalam belajar seseorang.
Kata Kunci : Kecemasan, Regulasi diri, Mahasiswa
References
Bandura, A. (1997). Self efficacy: The exercise of control. New York: Freeman and Company.
Christyanti, D., Mustami'ah, D. and Sulistiani, W., 2012. Hubungan antara penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan kecenderungan stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. Jurnal Insan Media Psikologi, 12(3).
Elliot, A.J., 1999. Test anxiety and the hierarchical model of approach and avoidance achievement motivation. Journal of Personality and social Psychology, 76(4), p.628.
Hartono, D.R., 2012. Pengaruh Self-efficacy (efikasi diri) terhadap tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Holmes, D. (1991). Abnormal psychology. New York: Harper Collins Publisher, Inc.
Ishtifa, H., 2011. Pengaruh self-efficacy dan kecemasan akademis terhadap self-regulated dan learning mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi penelitian kesehatan.
O'Connor, F. (2007). Frequently asked questions about academic anxiety. New York: The Rosen Publishing Group.
Ottens, A.J., 1991. Coping with academic anxiety. The Rosen Publishing Group.
Pajares, F. and Valiante, L., 1999. Self-efficacy, motivation constructs, and mathematics performance of entering middle school students. Contemporary educational psychology, 24(2), pp.124-139.
Pintrich, P.R., E.V de Groot. (1990). Motivational and self-regulated component of classroom. Journal of Educational Psychology, 82, 1, 33-40.
Pratisto, A., 2004. Cara mudah mengatasi masalah statistik dan rancangan percobaan dengan SPSS 12. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Priyastama, R., 2017. Buku Sakti Kuasai SPSS, Pengolahan Data & Analisis Data.
Sanitiara, S., Nazriati, E. and Firdaus, F., 2014. Hubungan Kecemasan Akademis dengan Regulasi Diri dalam Belajar pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Riau Tahun 2013/2014. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau, 1(2), pp.1-9.
Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Saputra, O., Lisiswanti, R. and Aftria, M.P., 2015, October. Korelasi Self-Directed Learning Readiness (SDLR) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung TahunAjaran 2014/2015. In Prosiding Seminar Presentasi Artikel Ilmiah Dies Natalis FK Unila ke (Vol. 13, pp. 31-35).
Sastroasmoro, S. and Ismael, S., 2011. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto, 372.
Sugiyono, M.P.P., 2007. Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Urdan, T. and Pajares, F. eds., 2006. Selfefficacy beliefs of adolescents. IAP.
Wolters, C.A., 1998. Self-regulated learning and college students' regulation of motivation. Journal of educational psychology, 90(2), p.224.
Wolters, C.A., 2003. Understanding procrastination from a self-regulated learning perspective. Journal of educational psychology, 95(1), p.179.
Woolfolk, A. (2004). Educational psychology 9th ed. Boston: Pearson and AB.
Yukselturk, E. and Bulut, S., 2009. Gender differences in self-regulated online learning environment. Educational Technology & Society, 12(3), pp.12-22.
Zimmerman, B.J. and Schunk, D.H. eds., 2001. Self-regulated learning and academic achievement: Theoretical perspectives. Routledge.
Zimmerman, B.J., 1989. A social cognitive view of self-regulated academic learning. Journal of educational psychology, 81(3), p.329.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.