https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/medicine/issue/feedNommensen Journal of Medicine2024-08-14T12:12:43+07:00Ervina Julien Sitanggangeditorial.njm@uhn.ac.idOpen Journal Systems<p>Nommensen Journal of Medicine (NJM) adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan 2 (dua) kali dalam satu tahun oleh Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen. Nommensen Journal of Medicine (NJM) memuat artikel penelitian (<em>research article</em>), artikel review, dan laporan kasus (<em>case report</em>) di bidang kedokteran. Artikel yang terbit di jurnal ini melalui proses <em>review</em> secara <em>blind review</em> oleh satu orang <em>reviewer</em>/mitra bestari.</p>https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/medicine/article/view/1016Akurasi Sitologi Imprin dibandingkan Potong Beku terhadapHistopatologi Kelenjar Sentinel Karsinoma Payudara2024-08-01T11:20:07+07:00Sufida - Tjioktsufida@yahoo.com<p><strong>ABSTRACT</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Background:</strong> Sentinel lymph node is the initial site of tumor cell metastasis from the breast before to other organs. To help make an accurate diagnosis and identify metastases, an intraoperative sentinel lymph node biopsy is performed for imprint cytology, frozen section and histopathological examination.</p> <p><strong>Objective: </strong>Knowing the comparison the accuracy of imprint cytology,frozen section with histopatology in sentinel lymph node nodule tissue from breast carsinoma patients at Murni Teguh Hospital Medan in 2018-2020.</p> <p><strong>Method</strong><strong>s</strong><strong>:</strong> This study uses a retrospective analysis with cross-sectional design, a total sample of 44 breast cancer patient’s sentinel lymph nodes are examined sentinel lymph nodes with imprint cytology, frozen section and histopatoloy fulfill inclusion criteria, then McNemar test is carried out.</p> <p><strong>Results:</strong> The result of imprint cytology, frozen section and histopatology. Imprint cytology accuracy 95%, sensitivity 100%, specificity 90%, positive predictive value 92,3%, negative predictive value 100%. While the frozen section accuracy value 97,75%, 100% sensitivity, 95% specificity, 96% positive predictive value, 100% negative predictive value. McNemar test results on imprint cytology with histopathology obtained a p-value of 0.500 and frozen section with histopathology obtained a p-value of 1.000, meaning there is no significant difference result between imprint cytology and frozen section at Murni Teguh Hospital Medan in 2018 -2020.</p> <p><strong>Conclusion:</strong> There is no significant difference result between imprint cytology and frozen section at Murni Teguh Medan Hospital in 2018-2020. Imprint cytology examination can use as alternative to frozen section in area with limited facilities for making intra operative decision.</p> <p><strong>Keywords: </strong>Imprint cytology, frozen section, sentinel lymph node, breast cancer.</p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Latar belakang:</strong> Kelenjar getah bening sentinel merupakan tempat awal metastasis sel tumor dari payudara sebelum ke organ lain. Untuk membantu menegakkan diagnosis secara akurat dan mengetahui metastasis dilakukan biopsi intraoperatif kelenjar getah bening sentinel untuk pemeriksaan sitologi imprin, potong beku dan histopatologi.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Mengetahui perbandingan akurasi sitologi imprin terhadap histopatologi potong beku pada jaringan nodul sentinel kelenjar getah bening dari pasien karsinoma payudara di RS Murni Teguh Medan Tahun 2018-2020.</p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini menggunakan analitik retrospektif dengan desain <em>cross-sectional</em>, jumlah sampel sebanyak 44 pasien karsinoma payudara yang dilakukan pemeriksaan pada kelenjar getah bening sentinel dengan sitologi imprin, potong beku dan histopatologi serta memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan Uji McNemar.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian dari pemeriksaan sitologi imprin, potong beku dan histopatologi. Memperoleh akurasi pemeriksaan sitologi imprin 95%, sensitivitas 100%, spesifisitas 90%, nilai prediksi positif 92,3%, nilai prediksi negatif 100%. Sedangkan potong beku nilai akurasi 97,75% sensitivitas 100%, spesifisitas 95% nilai prediksi positif 96%, nilai prediksi negatif 100%. Hasil Uji McNemar pada sitologi imprin dengan histopatologi didapatkan <em>p-value</em> 0,500 dan potong beku dengan histopatologi didapatkan <em>p-value</em> 1,000 artinya tidak terdapat perbedaan signifikan antara sitologi imprin dibanding potong beku di RS Murni Teguh Medan Tahun 2018-2020.</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Tidak terdapat perbedaan bermakna antara pemeriksaan sitologi imprin dan potong beku di RS Murni Teguh Medan 2018-2020, sehingga sitologi imprin dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pemeriksaan potong beku pada daerah yang memiliki keterbatasan fasilitas untuk menegakan diagnosis.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci:</strong> Sitologi imprin, potong beku, kelenjar getah bening sentinel, karsinoma payudara.</p>2024-08-01T11:19:47+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/medicine/article/view/1479Gambaran Perilaku Pencarian Pengobatan Lansia Di Keluarahan Kotabaru Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta2024-08-05T07:57:04+07:00Pindo Galih Prakosopindoisme@gmail.comThe Maria Meiwati Widagdomaria_widagdo@staff.ukdw.ac.id<p><strong>Latar belakang:</strong> Jumlah penduduk lansia di Indonesia tahun 2021 sebesar 10,82%. Jumlah lansia lebih dari 7% total penduduk menunjukkan bahwa Indonesia berada di era <em>ageing population.</em> Diperlukan analisis terkait dengan perilaku pencarian pengobatan pada lansia untuk dapat memastikan kualitas hidup yang baik. Perilaku pencarian pengobatan meliputi sikap dan tindakan yang diambil oleh individu ketika sakit atau mengalami masalah kesehatan.</p> <p><strong>Tujuan:</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pencarian pengobatan pada lansia, terutama di Kelurahan Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. </p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi <em>cross-sectional.</em> Besar sampel adalah 40 responden.</p> <p><strong>Hasil:</strong> Data demografi menunjukkan 72,5% responden masuk dalam <em>elderly</em> (60-74 tahun), 25% masuk dalam kategori <em>old</em> (75- 90 tahun) dan 2,5% dalam kategori <em>very old</em> (> 90 tahun). 55% responden memiliki sikap kurang dan 45% bersikap baik dalam pencarian pengobatan. Aspek tindakan responden menunjukkan 65% bertindak baik dan 35% bertindak kurang baik dalam pencarian pengobatan. Responden dengan pengeluaran Rp 25.000 – Rp 50.000 per hari memiliki rasio tindakan pencarian obat yang baik lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan responden dengan pengeluaran Rp 10.000 – 24.999 per hari (X<sup>2</sup>= 9,707, p= 0,008). Responden dengan fasilitas pelayanan pengobatan skor tinggi memiliki rasio responden dengan tindakan baik lebih tinggi dibandingkan dengan fasilitas pelayanan pengobatan skor sedang (X<sup>2</sup>= 7,556, p= 0,006).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang kurang baik dan tindakan yang baik dalam pencarian pengobatan. Pengeluaran per hari responden dan fasilitas pelayanan pengobatan memengaruhi tindakan pencarian pengobatan.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Perilaku pencarian pengobatan, lansia, sikap, tindakan.</p>2024-08-05T07:57:04+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/medicine/article/view/1376Acute Kidney Injury (AKI) Pasca Primary Coronary Intervention (PCI) pada Pasien STEMI2024-08-06T17:51:11+07:00Erik Jaya Gunawanerik.jaya@ciputra.ac.idIsnaini Isnainiisnaini@ciputra.ac.idSalmon Charles P. T. Siahaancharles.siahaan@ciputra.ac.idYuswanto Setyawanyuswanto.setiawan@ciputra.ac.idImelda Ritungaimelda.ritunga@ciputra.ac.id<p><strong>Background: </strong>Treating STEMI with PCI not only has a positive impact on patients, but also the risk of complications. A complication that can occur is AKI. The aim of this case report is to increase clinician awareness by analyzing the risk of AKI after PCI in order to reduce patient morbidity and mortality rates.</p> <p><strong>Case</strong>: A 58-years old-man, with a history of diabetes mellitus, dyslipidemia, and a previous heart attack, came to the emergency department because of chest pain. The patient experienced STEMI and received fibrinolytic therapy. After 3 days of treatment, the condition worsened and the patient experienced shortness of breath (pulmonary edema). The patient was referred to RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya to undergo PCI. Two days after PCI, there were clinical signs of AKI. The patient was prepared for Renal Replacement Therapy (RRT), but the patient experienced cardiac arrest and was declared dead.</p> <p><strong>Discussion</strong>: AKI after PCI involves various complex mechanisms. Several factors that can increase the probability of AKI after PCI in this case are a history of diabetes mellitus, previous decline in kidney function, and pulmonary edema. Technique factors such as transfemoral PCI and the amount of contrast volume used also have an influence on the incidence of AKI after PCI and need to be studied further. Risk factors in patients can be used to determine clinical scores, such as the Mehran, ADVANCIS, or ACEF-MDRD scores to predict the probability of AKI after PCI.</p> <p><strong>Conclusion</strong>: AKI after PCI is a frequent complication and calculations using clinical scores can be applied to predict this event.</p>2024-08-06T17:51:11+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/medicine/article/view/1241HUBUNGAN STATUS VAKSINASI COVID-19 DENGAN LUARAN MATERNAL, LUARAN PERINATAL DAN LUARAN PLASENTA2024-08-06T17:53:17+07:00Gerald Osson Fransiska SiahaanGerald.siahaan@student.uhn.ac.id<p><strong>Latar belakang : </strong>Wanita hamil memiliki peningkatan resiko yang berat bila terinfeksi COVID-19, hal ini memperburuk luaran maternal dan luaran perinatal serta berdampak pada kelainan plasenta<strong>. </strong>Dari kebijakan pemerintah RI, ibu hamil dapat di berikan vaksinasi Covid-19 antara lain platform mRNA Pfizer dan Moderna, dan vaksin platform inactivated Sinovac yang dapat diberikan pada trimester kedua kehamilan. Penilaian status vaksinasi terhadap luaran ini memberikan rekomendasi langkah preventif komplikasi kehamilan akibat vaksinasi Covid-19.</p> <p><strong>Tujuan :</strong> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status vaksinasi Covid-19 dengan luaran maternal, luaran perinatal dan luaran plasenta pada ibu bersalin</p> <p><strong>Metode penelitian :</strong> Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan <em>Cross-sectional.</em> Penelitian dilaksanakan di RSU Herna dan RSU Mitra Sejati Medan menggunakan tehnik <em>Consecutive sampling. </em>Kriteria inklusi adalah ibu bersalin normal atau sesar,kehamilan cukup bulan dan kriteria eksklusi adalah ibu dengan status vaksinasi tidak jelas. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square.</p> <p><strong>Hasil :</strong> Berdasarkan pada hasil penelitian, dari 190 mayoritas responden berusia 20-35 tahun, multigravida, dan belum divaksin Covid-19. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan adanya hubungan bermakna antara status vaksinasi Covid-19 dengan luaran maternal (p=0.001). Dan tidak terdapatnya hubungan bermakna antara status vaksinasi Covid-19 dengan luaran perinatal (p= 0.65) dan luaran plasenta (p=0.51).</p> <p><strong>Kesimpulan:</strong> Terdapat hubungan antara status vaksinasi Covid-19 dengan luaran maternal. Dan tidak terdapat hubungan status vaksinasi Covid-19 dengan luaran perinatal dan luaran plasenta.</p> <p><strong>Kata kunci :</strong> Covid-19, Vaksinasi Covid-19, Luaran maternal, Luaran perinatal, Plasenta</p>2024-08-06T17:53:17+07:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/medicine/article/view/1609Systematic Review: Pengaruh Penggunaan Kosmetik Terhadap Kejadian Acne vulgaris2024-08-14T12:12:43+07:00Suhartomi Suhartomisuhartomi@unprimdn.ac.idJoice Sonya Gani Panjaitanjoicesonyagani@gmail.comSiti Syarifahsiti.syarifah@usu.ac.idOkto Parningotan Elia Marpaungoktomarpaung@uhn.ac.id<p><strong>Background:</strong> Several factors reported to be associated with the incidence of acne vulgaris include genetics, race, stress, diet, cosmetics, drugs, and smoking habits. Many studies have been performed to look for the effect of cosmetic use on the incidence of acne vulgaris, but these studies are still limited to observational studies. Therefore, this study aimed to analyze the effect of cosmetic use on the incidence and severity of acne vulgaris through several studies in the 2018-2023 period. </p> <p><strong>Method</strong><strong>s</strong><strong>:</strong> This systematic review was performed by systematically searching for some literatures on Google Scholar with the keywords Cosmetics and Acne vulgaris. The results of this systematic searching found 21 scientific articles in either English or Indonesian.</p> <p><strong>Results: </strong>The most of literatures obtained reported that the use of cosmetics, in the form of compact powder, BB cream, and foundation affected the incidence of acne vulgaris. Meanwhile, patients suffered from acne vulgaris, who used compact powder and foundation consistently aggravated acne vulgaris. There is still limited study on other decorative cosmetics such as concealers and primers on the incidence of acne vulgaris.</p> <p><strong>Conclusion: </strong>The use of cosmetics such as compact powder, BB cream, and foundation can cause acne vulgaris, furthermore compact powder and foundation can also aggravate acne vulgaris that has occurred.</p>2024-08-14T12:12:43+07:00##submission.copyrightStatement##