Pengaruh Beberapa Metode Terhadap Penunasan Katak Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume)
Abstract
Penelitian untuk mengetahui pengaruh metode mempercepat masa penunasan katak porang (Amorphophallus muelleri Blume), Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial (RAKNF), 8 taraf perlakuan, P1= Pengeringan dengan Kering Angin, P2= Katak ditanam dipolibeg, 2/3 dibenamkan dalam tanah, P3= Perendaman katak dalam air selama 24 jam, lanjut dipolibeg, P4=Perendaman katak 36 jam dalam air, lanjut di polibeg, P5= Perendaman katak 4 jam dalam air kelapa muda, lanjut di polibeg, P6= Perendaman katak 6 jam dalam air kelapa muda, lanjut di polibeg, P7= Perendaman katak 24 jam dalam eco-enzyme konsentrasi 10 ml/l air, lanjut dipolibeg, P8= Perendaman katak 24 jam dalam eco-enzyme konsentrasi 15 ml/l air, lanjut dipolibeg. Penelitian 3 ulangan. Hasil analisis ragam terbukti metode penunasan katak porang yang terdiri dari 2 bagian yaitu pada 3 sampel umur 6 MST berpengaruh sangat nyata pada persentase katak bertunas, berpengaruh tidak nyata pada 5 sampel di semua umur, berpengaruh nyata pada jumlah tunas dengan 3 sampel umur 6 MST, berpengaruh nyata pada tinggi bibit di umur 6 MST,dengan 3 sampel umur 6 MST perlakuan P2 lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, rata-rata persentase katak bertunas 89% pada umur 6 MST. Perlakuan berpengaruh tidak nyata pada persentase katak bertunas dengan 5 sampel pada semua umur, persentase katak yang tertinggi mencapai 100%. Pada umur 8 MST semua katak sudah bertunas Perlakuan berpengaruh nyata pada jumlah tunas dengan 3 sampel pada umur 6 MST, rataan terbanyak pada P2 dan P5, rata-rata jumlah tunas 1,00 cm. Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas dengan 5 sampel pada semua umur pengamatan, tetapi pada perlakuan P8 cenderung lebih banyak daripada perlakuan lainnya. Perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit pada semua hasil pengamatan umur 6 MST, tinggi bibit tertinggi terlihat pada perlakuan P5 menghasilkan rataan 1,31 cm dibandingkan perlakuan lainnya.