Pengaruh Beberapa Metode Terhadap Penunasan Katak Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri Blume)

  • Susana Tabah Trina Sumihar Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Medan
  • Benedicta Lamria Siregar Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Medan
  • Devi Tiurma Silalahi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Medan

Abstract

Penelitian untuk mengetahui pengaruh  metode  mempercepat masa penunasan katak porang (Amorphophallus muelleri Blume), Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial (RAKNF), 8 taraf perlakuan, P1= Pengeringan dengan Kering Angin, P2= Katak ditanam dipolibeg, 2/3 dibenamkan dalam tanah, P3= Perendaman katak dalam air selama 24 jam, lanjut dipolibeg, P4=Perendaman katak 36 jam dalam air, lanjut di polibeg, P5= Perendaman katak 4 jam dalam air kelapa muda, lanjut di polibeg, P6= Perendaman katak 6 jam dalam air kelapa muda, lanjut di polibeg, P7= Perendaman katak 24 jam dalam eco-enzyme konsentrasi 10 ml/l air, lanjut dipolibeg, P8= Perendaman katak 24 jam dalam eco-enzyme konsentrasi 15 ml/l air, lanjut dipolibeg. Penelitian 3 ulangan. Hasil analisis ragam terbukti metode penunasan katak porang yang terdiri dari 2 bagian yaitu pada 3 sampel  umur 6 MST berpengaruh sangat nyata pada persentase katak bertunas,  berpengaruh tidak nyata pada 5 sampel di semua umur, berpengaruh nyata pada jumlah tunas dengan 3 sampel umur 6 MST, berpengaruh nyata pada tinggi bibit di umur 6 MST,dengan 3 sampel umur 6 MST perlakuan P2 lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, rata-rata persentase katak bertunas 89% pada umur 6 MST. Perlakuan berpengaruh tidak nyata pada persentase katak bertunas dengan 5 sampel pada semua umur, persentase katak yang tertinggi mencapai 100%. Pada umur 8 MST semua katak sudah bertunas Perlakuan berpengaruh nyata pada jumlah tunas dengan 3 sampel pada  umur 6 MST, rataan terbanyak  pada P2 dan P5,  rata-rata jumlah tunas 1,00 cm. Perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas dengan 5 sampel pada semua umur pengamatan, tetapi pada perlakuan P8 cenderung lebih banyak daripada perlakuan lainnya. Perlakuan berpengaruh nyata terhadap tinggi bibit pada semua hasil pengamatan umur 6 MST, tinggi bibit tertinggi terlihat pada perlakuan P5  menghasilkan rataan 1,31 cm dibandingkan perlakuan lainnya.

Published
2025-08-05